27 April 2010

ASAM JENGKOL yang bikin jengkoleun

Asam jengkol atau asam jengkolat (internasional: jengkolic acid) adalah asam amino yang memiliki atom belerang. Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang diikat oleh satu gugus metil pada atom belerangnya. Nama IUPAC-nya adalah asam (2R)-2-amino-3-[[(2R)-2-amino-3-hidroksi-3-oksopropil]sulfanilmetilsulfanil]propanoat. Asam jengkol terkandung pada biji jering (jengkol) yang biasa dimakan secara mentah atau setelah direbus.













Isolasi asam ini pertama kali dikerjakan oleh Van Veen and Hyman dari urin penduduk yang mengalami keracunan jering. Mereka berhasil mengisolasi kristal asam ini dari biji jering menggunakan barium hidroksida (Ba(OH)2) pada 30°C dan ditunggu beberapa waktu.
Selanjutnya, laporan menunjukkan ada sekitar 20 gram asam jengkolat di setiap 1 kg biji jengkol segar (20 permil) dengan variasi 12 hingga 35 permil tergantung varietasnya. Diketahui pula, biji legum lain juga mengandung lebih sedikit asam ini:Leucaena esculenta (2.2 g/kg) dan Pithecolobium ondulatum (2.8 g/kg).
Asam inilah yang bertanggung jawab terhadap gangguan pembuangan urin (air seni) yang dikenal sebagai "kejengkolan" atau jengkoleun dalam bahasa Sunda. Kejengkolan terjadi karena asam jengkol akan mengendap membentuk kristal jarum-jarum halus apabila bertemu dengan air seni yang asam. Kristal-kristal ini dapat merusak jaringan dinding ginjal dan saluran urin. Penanganannya adalah dengan meminum air abu berbagai tumbuhan yang bereaksi alkalis/basa. Jengkol yang direbus atau yang diolah menjadi keripik, telah berkurang kadar asam jengkolatnya.

JENGKOL MANIA VS JEJENGKOLEUN 2


Tua Muda Sama SajaLantas, bagaimana kiat agar tetap bisa menikmati jengkol tanpa embel-embel jengkolan? Jangan terpengaruh pada mitos, buah jengkol muda lebih beracun ketimbang jengkol tua. Pada dasarnya, mengkonsumsi jengkol muda atau tua sama tingkat bahayanya. Hasil penelitian Oen dan kawan-kawan dari bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, menunjukkan, buah yang masih muda maupun tua sama-sama mengandung asam jengkol.

Banyaknya asam jengkol di dalam biji jengkol memang berbeda-beda, tergantung pada varietas dan umur bijinya. Kandungan asam jengkol pada buah yang berumur satu bulan sekitar 1.1%. Jumlah ini bisa meningkat menjadi sekitar 1.6% ketika buah itu berumur lima bulan.
Ada beberapa cara untuk mengolah keping jengkol, agar bisa dimakan dengan aman. Pertama, biji jengkol mentah dibuang bagian benihnya (bagian yang akan tumbuh menjadi bakal tunas baru), lalu belah menjadi dua bagian. Kepingan itu ditanam di dalam tanah (jangan terlalu dalam) sekitar tiga sampai empat hari. Setelah itu, kepingan-kepingan jengkol bisa diambil atau diolah menurut kesukaan masing-masing. Alhasil, ketika dikonsumsi, kadar asam jengkol diharapkan sudah turun.
Namun, cara di atas belum menjamin para pemakan “kancing levi’s” (nama samaran untuk jengkol di kalangan para jengkolmania tertentu) tidak terserang jengkolan seratus persen. Jaminan bebas racun jengkol baru akan terpenuhi ketika asam jengkol terbukti secara alamiah sudah hilang sama sekali. Kiat tadi lebih bersifat mengurangi resiko terserang penyakit jengkolan.
Cara kedua, mengolah jengkol menjadi rendang. Setelah bakal benihnya dibuang, biji jengkol dibelah menjadi dua bagian. Kemudian, kepingan jengkol direbus selama 6 – 7 jam sambil setiap kali dibuang buih-buihnya. Setelah direbus cukup lama dan buihnya tidak tampak lagi, biji jengkol bisa diolah menjadi rendang. Dalam sebuah penelitian ditemukan, dengan menggodok biji jengkol cukup lama, asam jengkol ikut terbawa air rebusan dan terbuang bersama buih rebusannya.
Cara ketiga, kalau ingin lebih aman lagi, pada waktu memasak atau merebus biji jengkol, bubuhkan daun melinjo. Konon, menurut resep pengobatan tradisional di beberapa daerah, daun melinjo sangat ampuh untuk menetralkan racun asam jengkol yang bersarang di tubuh. Apabila tiga upaya pencegahan itu masih juga tak mempan menahan gempuran jengkolan, lakukan pengobatan.
Pengobatan tradisional yang lazim dilakukan untuk pasien jengkolan adalah minum air gula merah (gula jawa) yang pekat dalam jumlah banyak. Atau memberi penderita minuman yang mengandung gas (soda), sehingga air seni menjadi alkalis (basa). Namun, jika semua upaya itu masih juga mentok, segera ke dokter. Siapa tahu, ada penyakit lain yang “membonceng” gejala akibat ulah si asam jengkol.
Oleh Masitoh DB, di Serang
Intisari edisi Mei 2004

JENGKOL MANIA VS JEJENGKOLEUN

Selama ini jengkol lebih dikenal sebagai penyebat bau mulut. Sudah jadi rahasia bangsa, aroma tak sedap dari mulut pemakan jengkol bisa membuat lawan bicara lari kocar-kacir. Namun, ada satu lagi “kutukan” buat para penggemar jengkol, penyakit jengkolan namanya. Haruskah para jengkolmania berhenti makan jengkol?

Tentu tidak! Pun jangan salahkan diri Anda yang begitu tergila-gila pada semur jengkol, lalap jengkol, gulai jengkol, sayur lodeh berjengkol, rendang jengkol, sampai keripik jengkol. Semua sajian yang mengandung biji-bijian bernama keren Pithecolobium jeringa tadi memang menerbitkan air liur. Sebagai penggila jengkol, mestinya Anda tertantang menaklukkan jengkolan. Jangan Cuma bisa makan.

Tertusuk JarumCiri-ciri penyakit jengkolan, biasanya didahului rasa pegal di pinggang yang sangar hebat. Disusul rasa nyeri nan melilit. Pegal dan sakit yang amat sangat itu dimungkinkan lantaran terjadinya gangguan pada saluran urogenital jengkolmania. Setelah itu, penderita akan didera kesulitan buang air kecil. Kalaupun bisa keluar, dicicil sedikit demi sedikit dan tentu saja, disertai rasa sakit.

Pada kondisi lebih parah, saluran kencing penderita bisa tersumbat, sehingga tak mampu membuang kotoran sama sekali. Akibatnya, sakit yang ditimbulkan jadi demikian hebat, kadang tak kuasa ditahan para penderita. Serangan yang menyebabkan tubuh kejang itu bakal reda dengan sendirinya, perlahan-lahan setelah berlangsung beberapa jam, kadang tanpa pengobatan apapun. Air seni pun bisa lancar lagi, meski tak jarang disertai warna merah karena telah bercampur darah.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan pakar medis asal Jerman, seperti dikutip Prof. Dr. Ahmad Djaeni Sediatomo, dalam sekeping biji jengkol terdapat ikatan organik yang disebut asam jengkol atau jengkolic acid. Asam jengkol ini bersifat amphoter, bisa berbentuk ion pada reaksi biasa, tapi juga bersifat molekul netral pada reaksi netral (dengan pH sekitar 7.0). Ion asam jengkol sedikit larut pada reaksi asam dan reaksi basa, tetapi menjadi kristal yang tidak larut di dalam air pada pH (derajat keasaman) netral.

Kristal asam jengkol itu berbentuk jarum mikroskopik yang sangat tajam kedua ujungnya. Bentuknya seperti jarum-jarum halus. Ujung jarum yang luar biasa tajam ini menusuk-nusuk dinding saluran air seni, sehingga menimbulkan rasa sakit dan pegal luar biasa. Tusukan-tusukan itu juga yang membuat saluran buang air seni mengkerut, sehingga jarum mikroskopik dapat menusuk labih dalam dan lebih dalam lagi.

Setelah itu, terjadilah penyumbatan air seni, sebuah gejala dengan anuria (tak keluar kencing). Lazimnya, luka bekas tusukan itu juga mengeluarkan darah sehingga menyebabkan hematuria alias kencing darah. Memang, setelah melalui masa-masa menyakitkan selama berjam-jam, lambat laun air seni akan kembali normal. Endapan kristal asam jengkol pun larut kembali, diikuti oleh hilangnya rasa sakit. Tapi rasa sakitnya itu lho! Mana tahaaan?!

BERSAMBUNG KE JENGKOL 2

karuk dan pegagan menggempur asma 2

Senyawa Sakti
Menurut Prabowo, yang berkantor di Ragunan, Jakarta Selatan, tanaman pegagan (Centela asiatica) dan karuk (Piper Sarmentosum) termasuk dua dari beberapa tumbuhan yang menyimpan sifat antioksidasi tinggi. Pegagan merupakan tanaman obat dari keluarga Apiaceae yang lazim tumbuh dan tersebar di kawasan tropis maupun subtropis.
Di Indonesia pegagan mudah ditemukan di lahan yang lembab, sepanjang tepian sungai, maupun rerumputan yang cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini juga banyak ditemukan di kawasan pegunungan, sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Biasanya ditanam orang sebagai tanaman penutup tanah dan sayuran, yang kadang dipakai juga untuk lalapan.
Pegagan masuk kategori terna menahun tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon merayap. Akar keluar dari setiap bonggolnya, dengan banyak cabang yang berugas membentuk tumbuhan baru. Daunnya berupa daun tunggal berbentuk ginjal dengan tangkai berukuran 5 – 15 cm. Tepinya bergerigi, sementara bunganya berwarna putih atau merah muda, yang tersusun dalam karangan berbentuk payung. Bunga itu keluar dari ketiak daun dengan tangkai pendek. Sedangkan buahnya kecil bergantung, berbentuk lonjong atau pipih.
Di Cina, pegagan telah ribuan tahun digunakan sebagai obat kuat (tonik) yang menyehatkan. Dalam ilmu farmasi ia dikenal juga sebagai Folia hidrocotyles, yang dipercaya bisa meningkatkan ketahanan tubuh, mencuci darah, dan memperlancar keluarnya air seni (diuretik). Masyarakat timur jauh Eropa menggunakan pegagan untuk menyembuhkan penyakit menular kronis yang disebabkan Mycobacterium leprae (lepra) dan tuberkilosis (TBC). 

Antanan- Pegagan (Centela asiatica)
Manfaat lain dari pegagan, ia memberi pengaruh positif berupa daya rangsang otak dan memperbaiki sirkulasi darah pada pembuluh otak. Orang Sunda memanfaatkan daunnya yang masih segar sebagai lalap, terutama buat penderita kepikunan, obat darah tinggi, strike, asma dan ibu habis melahirkan agar selalu terlihat awet muda. Namun, wanita muda sebaiknya tidak mengkonsumsi tanaman ini, karena dipercaya dapat mengurangi kesuburan.
Di Malaysia, pegagan telah lama digunakan untuk mengobati bronchitis, asma, pengeluaran getah lambung yang berlebihan (maag), keputihan, gangguan ginjal, serta radang saluran kencing.
Pegagan mengandung senyawa campuran trilepenoid dengan komponen utamanya asiticoside, madecassoside, asam asiatic, dan asam madecassic. Senyawa-senyawa itu mumpuni sebagai antiradang penyembuh luka luar biasa, seperti luka bakar, sirosis hati, infeksi lipra dan borok.
Senyawa triterpene berpengaruh pada metabolisme dalam jaringan, yang berhubungan dengan sirkulasi darah pada saraf halus. Pegagan juga mengandung vitamin A dan C sebagai antioksidan alami. Vitamin A berperan membangun daya tahan tubuh terhadap infeksi pernapasan. Sedangkan vitamin C berfungsi mencegah infeksi berbagai jenis virus maupun bakteri, serta mencegah alergi. Juga bermanfaat pada pengobatan radang usus besar, asma, bronchitis dan penurunan kadar kolesterol darah.

Bau Tajam
Selain pegagan, tanaman karuk juga dikenal sebagai obat antiasma. Karuk termasuk tumbuhan obat dari keluarga Piperaceae. Orang Jawa menyebutnya cabean, sedangkan di Sumatera ia dipanggil sirih dudu atau karok. Sebutan amelaunune, gafutofure, kado-kado atau sirih tanah didapat karok dari orang Maluku.
Di tanah Pasundan karuk sudah lama dimanfaatkan sebagai obat batuk dan obat asma. Sebagai tumbuhan tegak dan menjalar, tingginya dapat mencapai 0.25 – 1 m. Sementara daunnya rada runcing, berbentuk mirip jantung, tak beda jauh dengan daun sirih. Warna daunnya biasanya hijau sampai hijau muda mengkilap, dengan ukuran antara 7 – 15 cm sampai 0.3 – 0.5 cm.
Bunganya berumah satu, berbentuk agak bulat. Buah karuk mirip dengan buah berry, agak lonjong dan berwarna putih kehijauan. Tanaman ini ditemukan pertama kali di daerah Cina Selatan, kemudian diperkenalkan ke Indonesia, sebelum akhirnya menyebar luas sampai semenanjung Melayu. Menurut Vimala dan kawan-kawan, karuk di Malaysia telah lama digunakan sebagai obat malaria, batuk, selesma, sakit tulang, sakit pinggang, sakit gigi dan cacingan.
Rebusan daun karuk yang ditumbuk juga dapat digunakan sebagai obat urut pasien lumpuh dan sakit tulang. Sementara lulur bahan daunnya biasa dijadikan param kulit dan pengobat sakit kepala. Daun karuk , bersama biji pinang, jika dikunyah dapat mengobati batuk dan asma kronis.
Berkolaborasi dengan jahe, karuk berpotensi mengobati sakit gigi. Jika daun karuk itu dihangatkan, ia bisa dijadikan sebagai tapal dada pada orang yang sedang sakit batuk dan sakit tenggorokan.
Likhiwitaymuid dalam Tetrahedron, menyebut karuk mengandung beta sitostenol dan amidepelliterine. Karuk masih mempunyai pasukan lain, yaitu empat senyawa akene, pyrrole amide dan dua senyawa tak jenuh, pyrrolidine amides yang dikenal dengan nama sarmentine, serta sarmentosine. Senyawa alkene mempunyai efek menciutkan selaput lendir, selain bersifat aromatik (cocok untuk bahan parfum/kosmetik).
Senyawa paling penting dalam penyembuhan batuk dan asma adalah pyrroleamide, yang juga berperan sebagai peluruh dahak (ekspektoran). Sebagai tanaman obat, karuk menghangatkan, memberi kesejukan, antiradang dan mampu meredakan rasa sakit. Baunya yang tajam juga baik dicoba untuk meredakan pernapasan. Kandungan karuk lainnya, yaitu kalsium, kalium, magnesium, karoten, niacin, vitamin B1, B2 dan C dikenal sebagai antioksidan alami.
Vimala dan kawan-kawan meyakini, karuk memiliki aktivitas antioksidan sangat tinggi. Setidaknya, tercermin dalam tiga kali uji coba yang mereka lakukan. Tak heran kalau daun segarnya yang sering dikonsumsi sebagai sayuran dapat mencegah penyakit kronis dan baik untuk sekadar menjaga kesehatan.
TIPS
Cara membuat ramuan pemberantas asma dengan pegagan
  • Ambil satu genggam pegagan segar, tumbuk sampai halus, kemudian seduh dengan setengah gelas air panas
  • Tambahkan gula atau madu secukupnya, lalu aduk dan dinginkan
Ramuan siap saji (untuk sekali minum) pun segera bisa jadi obat asma. Bila pasienya anak-anak, campur tumbukan pegagan tadi dengan susu kesukaannya. Ramuan ini diminum dua kali sehari, pagi dan sore.
Cara membuat ramuan pemberantas asma dengan karuk
  • Ambil 3 – 5 lembar daun karuk untuk dosis sekali minum, kemudian tumbuk sampai halus, seperti jamu
  • Supaya lebih sedap, tambahkan gula atau madu secukupnya
  • Seduh dengan air panas sekitar setengah gelas, aduk sampai merata dan dinginkan
Sama seperti pegagan, ramuan ini cukup diminum dua kali sehari, pagi dan sore.
Oleh Samiran – Staf Balitbang Botani, LIPI, Bogor. Photo koleksi Deddy Kermit Madmoe

karuk dan pegagan menggempur asma 1

Mata Roni terbelalak. Obat penyakit asma untuk istri tercinta, yang baru saja ditebusnya dari rumah obat ternyata bernilai ratusan ribu rupiah. “Obat semprotnya yang mahal, Mas”, komentar kasir apotek. Diperjalanan pulang, pikiran Roni melayang jauh. “Kalau begini terus, aku bisa tekor”, ujarnya lirih. 

 Adakah obat alternatif nan murah buat asma?

Istri Roni sendiri baru beberapa bulan terakhir ini rajin memeriksakan diri ke dokter. Sebelumnya, karena jarang menyerang, gejala sesak napas diiringi alunan ngak-ngik-ngok itu tak dianggapnya sebagai ancaman serius. Dari dokter, Roni juga tahu, dalam 30 tahun terakhir, orang dewasa yang terjangkit asma jumlahnya meningkat pesat. Selain faktor keturunan, buruknya situasi sanitasi dan lingkungan, ikut andil di dalamnya.
Apalagi sudah bukan rahasia lagi, udara kota-kota besar kini dijajah polusi. Di mana-mana ada gas buang berupa nitrogen oksida atau karbon monoksida yang dihasilkan asap kendaraan bermotor maupun asap rokok. Untunglah Roni mempunyai karib yang bekerja di sebuah laboratorium penelitian tanaman obat. “Coba deh, kamu coba pegagan dan karuk”, saran Prabowo, sang teman. Saran yang singkat, tapi benar-benar memberi pencerahan.
 
karuk (Piper Sarmentosum)
Tersumbat Lendir
Penyakit asma dikenal orang sejak 2.000 tahun lalu sebagai penyakit alergi. Dalam bahasa Yunani kuno, kata asma secara harfiah dapat diartikan sebagai sesak napas. Orang yang sedang terserang penyakit asma memang merasakan dadanya sesak. Bisa berat, dapat juga ringan. Paling repot kalau serangan datang tengah malam, seperti sering dialami istri Roni. “Saya terpaksa ikut bergadang”, curhatnya pada Prabowo. Biasanya anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini. Ciri-ciri pemunculannya bisa berupa batuk-batuk, sering mengeluarkan dahak, sesak napas, sampai gangguan tenggorokan. Sedangkan orang dewasa umunya lebih sering terserang asma bronkial, yang disertai peradangan pada selaput lendir hidung.
Serbuan asma, kadang datang mendadak, mengakibatkan sesak napas yang timbul berulang-ulang, desertai napas berbunyi ngiiik. Hal itu akibat kontraksi kejang (spasmodik) bronkus kecil. Penyakit alergi turun-temurun ini sanggup bertahan selama beberapa hari, karena saluran napas bagian bawah (bronchi) mengalami penyempitan akibat radang. Berkerutnya otot polos saluran pernapasan membuat selaput lendir membengkak dan membentuk timbunan lendir berlebihan. Alhasil, napas jadi sesak.
Ketika bertandang ke kantor Prabowo, Roni mendapat penjelasan mengapa ia disarankan membuat ramuan pegagan atau karuk. Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa jenis tumbuhan yang terbukti efektif mengobati penyakit alergi seperti asma. Prabowo lalu menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan sejumlah ilmuwan mancanegara yang berkaitan dengan asma.

Salah satunya, penelitian yang dilakukan Vimala dan kawan-kawan. Dalam Nature’s Choice to Wellness Antioxidan Vegetables (2003) mereka menyatakan, bukan hanya vitamin A, D, E dan C serta betakaroten yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Beberapa jenis tumbuhan obat pun memiliki senyawa fitokimia dalam kadar tinggi, yang bersifat antioksidan alami, seperti lignan, flovonoid, asam fenol, alkaloid, asam amino.

bersambung.....

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails