27 April 2010

JENGKOL MANIA VS JEJENGKOLEUN 2


Tua Muda Sama SajaLantas, bagaimana kiat agar tetap bisa menikmati jengkol tanpa embel-embel jengkolan? Jangan terpengaruh pada mitos, buah jengkol muda lebih beracun ketimbang jengkol tua. Pada dasarnya, mengkonsumsi jengkol muda atau tua sama tingkat bahayanya. Hasil penelitian Oen dan kawan-kawan dari bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, menunjukkan, buah yang masih muda maupun tua sama-sama mengandung asam jengkol.

Banyaknya asam jengkol di dalam biji jengkol memang berbeda-beda, tergantung pada varietas dan umur bijinya. Kandungan asam jengkol pada buah yang berumur satu bulan sekitar 1.1%. Jumlah ini bisa meningkat menjadi sekitar 1.6% ketika buah itu berumur lima bulan.
Ada beberapa cara untuk mengolah keping jengkol, agar bisa dimakan dengan aman. Pertama, biji jengkol mentah dibuang bagian benihnya (bagian yang akan tumbuh menjadi bakal tunas baru), lalu belah menjadi dua bagian. Kepingan itu ditanam di dalam tanah (jangan terlalu dalam) sekitar tiga sampai empat hari. Setelah itu, kepingan-kepingan jengkol bisa diambil atau diolah menurut kesukaan masing-masing. Alhasil, ketika dikonsumsi, kadar asam jengkol diharapkan sudah turun.
Namun, cara di atas belum menjamin para pemakan “kancing levi’s” (nama samaran untuk jengkol di kalangan para jengkolmania tertentu) tidak terserang jengkolan seratus persen. Jaminan bebas racun jengkol baru akan terpenuhi ketika asam jengkol terbukti secara alamiah sudah hilang sama sekali. Kiat tadi lebih bersifat mengurangi resiko terserang penyakit jengkolan.
Cara kedua, mengolah jengkol menjadi rendang. Setelah bakal benihnya dibuang, biji jengkol dibelah menjadi dua bagian. Kemudian, kepingan jengkol direbus selama 6 – 7 jam sambil setiap kali dibuang buih-buihnya. Setelah direbus cukup lama dan buihnya tidak tampak lagi, biji jengkol bisa diolah menjadi rendang. Dalam sebuah penelitian ditemukan, dengan menggodok biji jengkol cukup lama, asam jengkol ikut terbawa air rebusan dan terbuang bersama buih rebusannya.
Cara ketiga, kalau ingin lebih aman lagi, pada waktu memasak atau merebus biji jengkol, bubuhkan daun melinjo. Konon, menurut resep pengobatan tradisional di beberapa daerah, daun melinjo sangat ampuh untuk menetralkan racun asam jengkol yang bersarang di tubuh. Apabila tiga upaya pencegahan itu masih juga tak mempan menahan gempuran jengkolan, lakukan pengobatan.
Pengobatan tradisional yang lazim dilakukan untuk pasien jengkolan adalah minum air gula merah (gula jawa) yang pekat dalam jumlah banyak. Atau memberi penderita minuman yang mengandung gas (soda), sehingga air seni menjadi alkalis (basa). Namun, jika semua upaya itu masih juga mentok, segera ke dokter. Siapa tahu, ada penyakit lain yang “membonceng” gejala akibat ulah si asam jengkol.
Oleh Masitoh DB, di Serang
Intisari edisi Mei 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you to share and critique my blog


LinkWithin

Related Posts with Thumbnails