27 Juli 2009

TANAMAN OBAT PENANGKAL FLU BABI





Pegagan (Centella asiaticaI [L] Urb.) telah lama dimanfaatkan
sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, kering
maupun yang sudah dalam bentuk ramuan (jamu). Di Australia telah
dibuat obat dengan nama “Gotu Kola” yang bermanfaat sebagai anti
pikun dan juga sebagai anti stress. Di Indonesia pegagan telah banyak
dimanfaatkan sebagai obat untuk penyembuhan penyakit HIV melalui
peningkatan ketahanan tubuh pasien. Secara empirik, pegagan
bermanfaat sebagai penyembuh luka, radang, reumatik, asma, wasir,
tuberkulosis, lepra, disentri, demam dan penambah selera makan. Di
Cina, pegagan bermanfaat untuk memperlancar sirkulasi darah, bahkan
dianggap lebih bermanfaat dibandingkan dengan ginko biloba atau
ginseng yang berasal dari Korea.
Salah satu pabrik jamu memerlukan lebih kurang 100 ton
pegagan setiap tahunnya. Dari sepuluh jenis jamu yang beredar di
pasaran, pegagan merupakan bahan baku yang dipergunakan, dengan
kadar simplisia yang dicantumkan dalam kemasannya antara 15-25 %.
Banyaknya manfaat tanaman ini nampaknya berkaitan dengan
banyaknya komponen minyak atsiri seperti sitronelal, linalool, neral,
menthol, dan linalil asetat. Dengan adanya komponen tersebut dalam
minyak atsiri pegagan, tanaman ini memiliki potensi sebagai sumber
bahan pengobatan terhadap anti penyakit yang disebabkan tujuh jenis
bakteri Rhizobacter spharoides, Escherichia coli, Plasmodium
vulgaris, Micrococcus luteus, Baccillus subtilis, Entero aerogenes dan
Staphyllococcus aureus.
Tetapi karena pegagan juga memiliki sifat narkotis sehingga
dalam pemakaiannya harus sangat hati-hati. Dosis yang tinggi menyebabkan
pasien menjadi pening.

Kandungan
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

Banyak manfaat dari pegagan/antanan.
bisa dikonsumsi berupa herbal atau mentah ( orang sunda biasa di makan pakai sambal terasi atau sambal oncom).
Saya punya pengalaman empiris akan pegagan ini, berhubungan dengan penyakit asma yg saya derita.
Kalau untuk herbal biasa dicampur dengan madu dan sambiloto.
Secara garis besar pegagan berfungsi utama sebagai penjaga stamina dan nutrisi otak!

2. SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) ex Nees banyak
dijumpai hampir di seluruh kepulauan nusantara. Secara taksonomi
sambiloto diklasifikasikan kedalam divisi Spermathophyta, subdivisi
Angiospermae, kelas Dycotyledonae, subkelas Gamopetalae, Ordo
Personales, famili Acanthaceae, subfamili Acanthoidae dan genus
Andrographis. Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah,
seperti ki oray atau ki peurat (Jawa Barat), bidara, takilo, sambiloto
(Jawa Tengah dan Jawa Timur), atau pepaitan atau ampadu
(Sumatera).
Sambiloto tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh di
berbagai habitat, seperti pinggiran sawah, kebun, atau hutan.
Sambiloto memiliki batang berkayu berbentuk bulat dan segi empat
serta memiliki banyak cabang (monopodial). Daun tunggal saling
berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan tepi rata (integer) dan
permukaannya halus, berwarna hijau. Bunganya berwarna putih
keunguan, bunga berbentuk jorong (bulan panjang) dengan pangkal
dan ujung lancip. Di India bunga dan buah bisa dijumpai pada bulan
Oktober atau antara Maret sampai Juli. Di Australia bunga dan buah
antara bulan Nopember sampai Juni, sedang di Indonesia bunga dan
buah dan ditemukan sepanjang tahun.
Komponen utama sambiloto adalah andrographolide yang
berguna sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sambiloto
mengandung saponin, falvonoid, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia
lain yang terdapat pada daun dan batang adalah laktone, panikulin,
kalmegin dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit. Secara
tradisional sambiloto telah dipergunakan untuk pengobatan akibat
gigitan ular atau serangga, demam, dan disentri, rematik, tuberculosis,
infeksi pencernaan, dan lain-lain. Sambiloto juga dimanfaatkan untuk
antimikroba/antibakteri, antihyper-glikemik, anti sesak napas dan
untuk memperbaiki fungsi hati.
Mengingat kandungan dan fungsi tanaman tersebut, saat ini
sambiloto banyak diteliti untuk dikembangkan sebagai bahan baku
obat modern, diantaranya pemanfaatan sambiloto sebagai obat HIV
dan kanker.

3. MENIRAN (Phylanthus urinaria, Linn.
Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Child pick a back (Inggris), Kilanelli (India), Meniran (Jawa); Zhen chu cao, Ye xia zhu (Cina), Gasau madungi (Ternate);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (lever), Malaria, Demam, Ayan, Batuk, Haid lebih; Disentri, Luka bakar, Luka koreng, Jerawat;

1. Sakit Kuning
a. Bahan Utama: 16 Tanaman Meniran (akar, Batang, daun)
Bahan Tambahan: 2 gelas Air Susu
Cara membuat: Tanaman meniran dicuci lalu ditumbuk halus dan
direbus dengan 2 gelas air susu sampai mendidih hingga tinggal
1 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus; dilakukan
setiap hari.

b. Bahan Utama: 7 batang tanaman meniran (akar, Batang dan
bunga)
Bahan Tambahan: 7 buah Bunga cengkeh kering, 5 cm rimpang
umbi temulawak, 1 potong kayu manis
Cara Membuat: Seluruh bahan direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.

2. Malaria
Bahan utama: 7 Batang tanaman Meniran lengkap
Bahan tambahan: 5 Biji bunga cengkeh kering, 1 potong kayu manis
Cara membuat: Seluruh bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk
halus dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari.

3. Ayan
Bahan Utama: 17 - 21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun
dan Bunga)
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5
gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari sehari 3/4
gelas selama 3 hari berturut-turut

4. Demam
Bahan utama: 3-7 batang Tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun dan bunga)
Cara membuat: bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1
gelas air panas .
Cara menggunakan: disaring, kemudian diminum sekaligus.

5. Batuk
Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun, bunga)
Bahan tambahan: Madu secukupnya.
Cara membuat: Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan
direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur
dengan 1 sendok makan madu sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sekaligus dan dilakukan 2 kali sehari

6. Haid berlebihan
Bahan Utama: 3 - 7 potong akar Meniran kering
Bahan tambahan : 1 gelas air tajan
Cara membuat: bahan ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih, Kemudian ditambah dengan 1 gelas air tajin dan
diaduk sampai rata.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore.

7. Disentri
Bahan Utama: 17 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun dan bunga )
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari, pagi dan
sore.

8. Luka Bakar Kena Api atau Air Panas
Bahan Utama: 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang,
daun dan bunga)
Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi temulawak (4 cm), 3 buah bunga
cengkeh kering, 1 potong kayu Manis.
Cara membuat: Bahan utama ditumbuk halus, dan temulawak
diiris-iris . Kemudian dicampur dengan bahan -bahan yang lain dan
direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih.

9. Luka koreng
Bahan Utama: 9 - 15 batang meniran lengkap (akar, batang, daun
dan bunga)
Cara membuat: Bahan Utama dicuci Bersih dan ditumbuk halus.
Kemudian direbus dengan 1 cerek air.
Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk
mandi.

10. Jerawat
Bahan Utama: 7 Batang tanaman meniran
Bahan Tambahan: 1 Rimpang umbi kunyit (4 cm)
Cara membuat: Seluruh bahan dicuci sampai bersih dan ditumbuk
sampai halus, Kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum sekaligus, ulangi secara
teratur setiap hari.

Komposisi :
Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : - Zat Filantin - Kalium - Mineral - Damar - Zat Penyamak



Kasus Positif Flu Babi di Indonesia Jadi 362 Orang


MUNGKINKAH PENYAKIT INI DAPAT DICEGAH DENGAN TANAMAN OBAT ?

JAKARTA (LampostOnline): Jumlah warga yang positif terinfeksi flu babi atau influenza A H1N1 di Indonesia bertambah 19 kasus (11 laki-laki dan 8 perempuan) per Minggu (26-7). Dengan demikian tercatat ada 362 orang terinfeksi H1N1.

Tambahan kasus flu babi itu berasal dari

6 provinsi yaitu DKI Jakarta (3 kasus), Jabar (6 kasus), Jateng (3 kasus) Jatim (3 kasus), Sulawesi Selatan (2 kasus) dan 2 kasus WNA dilaporkan dari Bali.

Dari total kasus tersebut terdiri dari 17 WNI dan 2 WNA. Yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri sebanyak 6 orang yaitu ke Arab Saudi, Australia, Belanda, Jepang, Maroko dan Singapura.

Dengan demikian, sampai tanggal 25 Juli 2009, secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 di Indonesia berjumlah 362 orang terdiri dari 204 laki-laki dan 158 perempuan. Data kasus berdasarkan tanggal pengumuman yaitu 24 Juni (2 kasus), 29 Juni (6 kasus), 4 Juli (12 kasus), 7 Juli (8 kasus), 9 Juli (24 kasus), 12 Juli (12 kasus), 13 Juli (22 kasus), 14 Juli (26 kasus), 15 Juli (30 orang), tanggal 16 Juli (15 kasus), 20 Juli (15 kasus), tanggal 22 Juli (67 kasus), 23 Juli 2009 (83 Kasus) dan 24 Juli 2009 (21 Kasus).

Adapun jumlah provinsi yang sudah ditemukan kasus positif sampai hari ini ada 14 provinsi yaitu di Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepri, Sulawesai Utara, Sumatera selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.

Hal itu disampaikan Prof Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K), MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes tentang perkembangan kasus di Indonesia sampai tanggal 25 Juli 2009 dalam rilis Depkes yang diterima detikcom.

Influenza A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita, karena itu penyebarannya sangat cepat. Namun angka kematiannya di seluruh dunia rendah yakni 0,4%. Namun demikian masyarakat diminta tetap waspada hadapi pandemi influenza A H1N1.

Berperilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) mempunyai andil besar untuk ikut mencegah penularan influenza A H1N1. Perilaku tersebut di antaranya mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, dan melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila ada gejala influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor, ke sekolah atau ke tempat-tempat keramaian serta beristirahat di rumah selama 5 hari. "Apabila dalam 2 hari flu tidak juga membaik segera ke dokter," ujar Prof Tjandra.

Upaya kesiapsiagaan tetap dijalankan yaitu: penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card wajib diisi); penyiapan RS rujukan; penyiapan logistik; penguatan pelacakan kontak; penguatan surveilans ILI; penguatan laboratorium, komunikasi, edukasi dan informasi dan mengikuti International Health Regulations (IHR).

Upaya lainnya berupa community surveilans yaitu masyarakat yang merasa sakit flu agak berat segera melapor ke Puskesmas, sedangkan yang berat segera ke rumah sakit. Selain itu, clinical surveilans yaitu surveilans severe acute respiratory infection (SARI) ditingkatkan di Puskesmas dan rumah sakit untuk mencari kasus-kasus yang berat.

"Sedangkan kasus-kasus yang ringan tidak perlu perawatan di rumah sakit," tambah Prof Tjandra.DTC/L-1






LinkWithin

Related Posts with Thumbnails