Walau ketersediaan Keladi
Tikus di alam bebas cukup banyak, masalah pencarian pada musim kemarau
biasanya selalu mengalami kesulitan. Ini disebabkan daun Keladi Tikus
pada musim tersebut pada umumnya menghilang (mengering). Selain itu
bila pencarian hanya dilakukan pada akhir musim hujan atau awal musim
kemarau, penyimpanan Keladi Tikus (walau dalam bentuk kering) menjadi
terlalu lama. Ini tentu saja akan mengurangi kualitas produk herbal itu
sendiri. Jadi budidaya Keladi Tikus bertujuan untuk memenuhi
ketersediaan bahan serta menjaga kualitas.
Agak berbeda dengan di alam
liar di mana Keladi Tikus kebanyakan ditemukan di bidang-bidang yang
tidak terkena sinar matahari langsung, untuk budidaya yang paling bagus
justru pada ladang yang terkena matahari langsung. Kondisi demikian
membutuhkan kelembaban tanah yang tinggi. Bila tanah mengering biasanya
daun Keladi Tikus juga mulai punah.
Penyediaan bibit Keladi Tikus.
Langkah
cukup penting dalam budidaya Keladi Tikus adalah penyediaan benih.
Hanya dengan benih yang berkualitas akan diperoleh umbi Keladi Tikus
yang berkualitas pula. Penyediaan benih sendiri secara umum bisa
dibedakan menjadi tiga model.
Benih tunas : didapat dari
tunas-tunas (rimpang) yang keluar dari umbi dewasa. Rimpng ini
kira-kira sebesar pangkal lidi. Setiap umbi biasanya mempunyai tunas 2
sampai 6 buah.
Benih potong : benih potong diambil dari umbi Keladi Tikus dewasa yang dipotong-potong menjadi 6 sampai 10 bagian.
Benih
kulit : benih kulit didapat dari limbah kulit Keladi Tikus saat
pengolahan (pengupasan). Untuk benih kulit ini diperlukan tempat
persemaian benih terlebih dahulu. Persemaian ini nantinya bertujuan
untuk mensortir benih yang layak tanam, yaitu dengan memilih benih yang
tumbuh dengan sehat. Biasanya pemilihan benih demikian baru bisa
dilakukan setelah 5 sampai dengan 6 bulan, dihitung mulai dari
penanaman kulit.
Penyediaan tempat persemaian benih.
Sebelum
kita mengambil benih, hendaknya kita membuat media untuk persemaian
terlebih dahulu. Media ini berupa humus – kompos yang dicampur dengan
20% sampai 30% tanah. Diamkan media tersebut sekitar 2 minggu agar
media media siap pakai (tidak mengeluarkan panas lagi). Siapkan bidang
sebagai tempat persemaian dan tutup dengan media yang telah dibuat
dengan ketebalan sekitar 5 cm dengan merata. Taburkan benih yang sudah
ada kemudian taburkan lagi media dengan ketebalan tidak lebih dari 2
cm. Untuk jenis benih kulit, setelah ditaburkan tidak perlu ditutup
dengan media lagi.
Perawatan
Basahi
persemaian tersebut dengan air. Pemberian air harus hati-hati agar
permukaan persemaian tidak rusak, sehingga benih muncul dipermukaan.
Tutuplah dengan plastik agar media tidak lembab. Menjaga kelembaban
adalah sangat penting untuk awal pembibitan. Walau demikian media tidak
boleh terlalu basah, karena akan menyebabkan benih-benih membusuk. Bila
beberapa tunas sudah mulai muncul (tumbuh), maka plastik penutup harus
diambil. Untuk benih tunas (rimpang) dalam waktu 4 sampai 5 minggu
biasanya sudah siap untuk dipindahkan kelahan pembesaran. Benih potong
memerlukan waktu hampir dua kali lipat. Sedangkan benih dari kulit
(limbah) baru siap dipindahkan sekitar 5 bulan.
Pemindahan ke tempat pembesaran.
Siapkan
petak untuk pembesaran dengan ukuran lebar 1 sampai 1.5 m, tinggi
sekitar 15 cm dan panjang sesuai kondisi ladang yang ada agar cukup
efektif. Campur tanah dengan 30% kompos. Pilih benih yang sehat dan
tanam dengan kedalaman sekitar 7 cm serta jarak satu sama lain 7 cm
juga. Bila jarak tanam terlalu dekat akan mengakibatkan pertumbuhan
yang kurang bagus. Jagalah kelembaban tanahnya. Untuk bidang pembesaran
di sawah bisa dalam seminggu sekali dialiri air. Terlalu banyak air
hanya akan menyebabkan tumbuhnya daun yang berlebihan dan kualitas umbi
untuk tujuan pngobatan menjadi rendah.
Hama utama dari Keladi Tikus adalah ulat. Untuk menghilangkan ulat-ulat ini haruslah diambil setiap
hari. Jangan disemprot dengan peptisida. Penyemprotan dengan peptisida
tidak akan hilang walaupun umbi dicuci beberapa kali. Karena peptisida
sifatnya meresap kedalam tanaman (seperti disuntikkan). Musuh lain dari
Keladi Tikus adalah rumput liar. Keladi Tikus mudah sekali mati bila
sekelilingnya dipenuhi oleh rumput liar. Oleh sebab itu mencabut rumput
liar di antara Keladi Tikus harus dilakukan secara rutine. Penyediaan
petak dengan lebar 1 sampai 1.5 m di atas bertujuan untuk memudahkan
pembersihan rumput-rumput dan menganbil ulat.
Dalam waktu 10
bulan Keladi Tikus sudah siap dipanen. Dalam sekali tanam Keladi Tikus
bisa dipanen beberapa kali. Selain itu sebenarnya Keladi Tikus tidak
mengenal musim. Persyaran yang harus dipenuhi adalah kelembaban tanah
terus terjaga (terutama di musim kemarau). Dengan demikian penanaman
dapat dilakukan secara bertahap, sehingga musim panenpun bisa diatur
dengan bertahap. Perlu diperhatikan bila budidaya Keladi Tikus
dilakukan di persawahan. Setelah panen Keladi Tikus akan menyisakan
puluhan ribu tunas (rimpang). Tunas-tunas ini akan tumbuh diantara
tanaman padi dan cukup sulit untuk dihilangkan.
Info : Natureindonesia